- Back to Home »
- Fakta Sejarah Kartini
Posted by : Unknown
Wednesday, May 1, 2013
Polemik yang berkembang di masyarakat sudah terjawab kini. Fakta Sejarah menyebutkan bahwa istri bupati Rembang ke 7 Djojo Adiningrat
yang pertama R.A.A.A Sukarmilah wafat pada 13 November 1902 dan tidak
mempunyai anak. Setahun kemudian tepatnya 12 November 1903, bupati
Rembang menikahi RA Kartini dengan cara sederhana. RA Kartini wafat
pada 17 September 1904, 4 hari sebelumnya, yaitu pada tanggal 13
September 1904, ia melahirkan anak yang di beri nama Singgih/ RM Soesalit.
Posisi saat RA Kartini meninggal atau menghembuskan nafasnya terakhir
yaitu berada di pangkuan suaminya (menurut pengakuan para abdi dalem
yang ada saat peristiwa itu), bukan di atas tempat tidur (seperti dalam
film RA Kartini yang di sutradarai oleh alm Sjuman Djaya).
RM
Soesalit pernah menjabat sebagai Panglima Divisi III/ Diponegoro di
kota Yogyakarta dan Magelang ( periode 1 Oktober 1946 – 1 Juni 1948)
dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal. RM Soesalit menikahi Gusti Bendoro A.A Moerjati, putri Susuhunan Paku Buono IX dan mempunyai dua putri yaitu R.A Srioerip dan R.A Sri Noerwati
(putra pertama meninggal dan istri RM Soesalit meninggal saat
melahirkan putri kedua). Dalam perjalanan waktu, RM Soesalit
memperistri Ray. Loewiyah Soesalit DA dan mempunyai Putra tunggal, yaitu : RM. Boedi Setiyo Soesalit ( cucu RA Kartini) yang menikahi Ray. Sri Biatini Boedi Setio Soesalit. Dari pernikahan itu dikarunia 5 orang anak (cicit dari R.A Kartini) yakni: RA.
Kartini Setiawati Soesalit, RM. Kartono Boediman Soesalit,RA Roekmini
Soesalit, RM. Samingoen Bawadiman Soesalit, dan RM. Rahmat Harjanto
Soesalit. Mayjen RM Soesalit Djojo Adiningrat sendiri
meninggal di sebuah ruangan di bangsal Pavilliun Rumah Sakit RSPAD pada
17 Maret 1962, tepat jam 05.30 WIB, di makamkan di desa Bulu, Rembang
dekat dengan makam ibundanya RA Kartini. Tepat tanggal 21 April 1979,
alm Mayjen RM Soesalit Djojo Adiningrat mendapat anugerah dari
Pemerintah Republik Indonesia berupa Tanda Kehormatan Bintang Gerilya.
Kebangsawanan Raden Ajeng
Raden Ajeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Ia adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono,
seorang guru agama di Teluk Awur, Jepara.Ayah Kartini pada mulanya
adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu
mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A.
Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan
(Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkimpoian ( baca:
perkawinan;pernikahan) itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati
di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.
Museum Kamar Pengabdian dan Makam RA Kartini.
Menyambut
visit Jawa Tengah 2013 , Rembang berbenah diri untuk menjadi salah satu
destinasi wisata sejarah di Jawa Tengah. Sejarah pengabdian dan akhir
hayat RA Kartini di kota ini sangatlah kental. Jejak sejarah RA Kartini
sampai saat ini masih di lestarikan, seperti : Museum Kamar Pengabdian
dan Makam RA Kartini yang sudah mengalami renovasi dan dilengkapi
dengan fasilitas canggih. Museum Kamar Pengabdian berlokasi di
lingkungan rumah dinas bupati Rembang ini merupakan tempat dimana RA
Kartini melakukan segala aktivitas, menulis buah pikiran, termasuk
melahirkan putra sau-satunya alm RM Soesalit. Sedangkan makam RA
Kartini terletak di desa Bulu 17 kilometer dari kota Rembang, berbentuk
pesanggrahan dengan cungkup atap berbentuk joglo, di sanalah RA Kartini
bersama suaminya bupati Djojo Adiningrat serta putranya di semayamkan.
( Teks : Eka C Herlambang Foto: Dok. Dinbudparpora Rembang; Eka)